Nyeri haid, atau dismenore, adalah keluhan umum yang dialami sebagian besar wanita setiap bulannya, dengan intensitas bervariasi dari ringan hingga parah. Untuk manajemen nyeri haid yang efektif, banyak wanita beralih ke Ibuprofen sebagai solusi andalan. Obat ini termasuk dalam golongan Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (OAINS) yang dikenal ampuh meredakan nyeri dan mengurangi peradangan. Kemampuan Ibuprofen dalam manajemen nyeri haid menjadikannya pilihan utama bagi jutaan wanita di seluruh dunia. Pada hari Selasa, 24 Juni 2025, dalam survei kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh sebuah lembaga penelitian kesehatan wanita di Jakarta, Ibuprofen tercatat sebagai obat pereda nyeri haid yang paling sering digunakan oleh responden.
Alasan utama efektivitas Ibuprofen dalam manajemen nyeri haid terletak pada cara kerjanya. Nyeri haid primer disebabkan oleh kontraksi rahim yang kuat, dipicu oleh produksi berlebihan hormon prostaglandin. Prostaglandin ini menyebabkan pembuluh darah di rahim menyempit dan otot rahim berkontraksi, yang kemudian menimbulkan nyeri. Ibuprofen bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin di seluruh tubuh, termasuk di rahim. Dengan berkurangnya prostaglandin, kontraksi rahim menjadi tidak terlalu intens, sehingga nyeri pun mereda secara signifikan. Ini berbeda dengan parasetamol yang hanya bekerja pada nyeri di sistem saraf pusat, tanpa efek anti-inflamasi pada prostaglandin perifer. Data dari studi farmakologi yang dipublikasikan pada 10 Mei 2025 menunjukkan bahwa Ibuprofen mampu mengurangi kadar prostaglandin dalam darah hingga 60% dalam waktu 2 jam setelah konsumsi.
Selain cara kerjanya yang spesifik, Ibuprofen juga tersedia secara luas sebagai obat bebas, membuatnya mudah diakses. Wanita dapat membelinya di apotek tanpa resep dokter, memberikan kemudahan bagi mereka yang membutuhkan pereda nyeri segera. Namun, penting untuk selalu mengikuti dosis yang dianjurkan pada kemasan atau sesuai arahan dokter. Umumnya, Ibuprofen dikonsumsi 200-400 mg setiap 4-6 jam jika diperlukan, tidak melebihi dosis harian maksimal. Mengonsumsi Ibuprofen segera setelah nyeri haid muncul, atau bahkan sesaat sebelum nyeri memburuk, dapat memberikan hasil yang lebih efektif.
Meskipun Ibuprofen sangat membantu dalam manajemen nyeri haid, perlu diingat bahwa penggunaannya tidak tanpa efek samping. Beberapa wanita mungkin mengalami gangguan pencernaan seperti mual atau sakit perut. Oleh karena itu, Ibuprofen sebaiknya dikonsumsi setelah makan. Bagi mereka dengan riwayat masalah lambung, gangguan ginjal, atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah, konsultasi dengan dokter atau apoteker sangat dianjurkan sebelum menggunakan Ibuprofen untuk memastikan keamanannya.