Kebiasaan kurang tidur kronis sering kali dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari gaya hidup modern yang sibuk. Namun, di balik rasa lelah dan kantuk yang biasa, terdapat risiko penyakit serius yang mengintai kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang. Mengabaikan kebutuhan tidur yang cukup bisa menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan metabolik hingga penyakit kronis yang mengancam jiwa. Memahami risiko penyakit ini adalah langkah penting untuk mulai memprioritaskan istirahat yang berkualitas.
Salah satu risiko penyakit utama yang berkaitan dengan kurang tidur kronis adalah peningkatan berat badan dan obesitas. Kurang tidur mengganggu keseimbangan hormon leptin dan ghrelin, yang masing-masing bertanggung jawab memberi sinyal kenyang dan lapar. Akibatnya, nafsu makan cenderung meningkat, terutama terhadap makanan tinggi kalori dan karbohidrat, serta metabolisme tubuh melambat. Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Gizi Klinis pada 15 Januari 2025 menunjukkan bahwa orang dewasa yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki kemungkinan 25% lebih tinggi untuk mengalami peningkatan indeks massa tubuh (IMT) signifikan dalam setahun dibandingkan dengan mereka yang tidur cukup.
Selain itu, kurang tidur kronis juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Tekanan darah cenderung meningkat saat tubuh kurang istirahat, memberikan beban ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Hal ini bisa memicu hipertensi, aterosklerosis (pengerasan arteri), dan pada akhirnya meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke. Laporan dari Asosiasi Jantung Nasional pada 20 April 2025 mengungkapkan bahwa individu dengan pola tidur tidak teratur atau kurang dari 7 jam semalam memiliki risiko 20% lebih tinggi menderita penyakit jantung koroner.
Tak hanya itu, sistem kekebalan tubuh juga menjadi rentan. Kurang tidur secara signifikan melemahkan respons imun, membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi virus dan bakteri. Ini berarti Anda akan lebih mudah terserang flu, pilek, atau bahkan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama dari penyakit. Lebih jauh, kurang tidur kronis juga dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 karena memengaruhi sensitivitas insulin dan regulasi gula darah. Mengingat begitu banyaknya risiko penyakit yang ditimbulkan, tidur yang cukup dan berkualitas harus menjadi prioritas utama dalam upaya menjaga kesehatan holistik.