Siapa sangka, penyakit diabetes yang dahulu kerap diasosiasikan dengan usia lanjut, kini semakin mengkhawatirkan karena dapat menyerang kelompok usia muda, termasuk remaja. Data dari Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) menunjukkan adanya peningkatan kasus diabetes tipe 1 dan tipe 2 pada kalangan remaja dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan oleh diabetes pada kualitas hidup generasi penerus bangsa.
Dr. Anita Rahmawati, seorang endokrinolog di Rumah Sakit Umum Pusat Harapan Kita, Jakarta, pada Senin, 5 Mei 2025, menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya kasus diabetes pada remaja. “Pola makan yang tidak sehat dengan konsumsi tinggi gula dan rendah serat, kurangnya aktivitas fisik akibat gaya hidup sedentary, serta faktor genetik memegang peranan penting dalam perkembangan penyakit diabetes,” ujarnya saat konferensi pers di Aula Garuda, RSUP Harapan Kita.
Lebih lanjut, Dr. Anita menyoroti perbedaan antara diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang umum terjadi pada remaja. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan autoimun pada sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Gejala yang muncul biasanya cepat dan meliputi rasa haus berlebihan, sering buang air kecil, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, dan mudah lelah. Sementara itu, diabetes tipe 2 seringkali berkembang perlahan dan terkait erat dengan resistensi insulin akibat obesitas dan gaya hidup tidak sehat. Gejalanya bisa lebih samar, seperti sering merasa lapar, penglihatan kabur, atau infeksi kulit yang sulit sembuh.
Penting bagi para orang tua dan remaja itu sendiri untuk mengenali gejala awal penyakit diabetes. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, gangguan penglihatan (retinopati diabetik), kerusakan saraf (neuropati diabetik), dan penyakit jantung.
Kepolisian Sektor Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada tanggal 3 Mei 2025, juga mengadakan kegiatan sosialisasi mengenai bahaya penyakit diabetes di kalangan remaja. Kompol Budi Santoso, selaku ketua pelaksana acara, menekankan pentingnya edukasi dan perubahan gaya hidup sejak dini. “Kami bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman kepada para remaja tentang risiko penyakit diabetes dan cara pencegahannya,” ungkapnya di Gedung Serbaguna Polsek Kebayoran Baru.
Pencegahan penyakit diabetes pada remaja melibatkan beberapa langkah kunci. Mengadopsi pola makan seimbang dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian, serta membatasi asupan makanan dan minuman manis sangat dianjurkan. Selain itu, aktivitas fisik yang teratur minimal 30-60 menit setiap hari juga berperan penting dalam menjaga berat badan ideal dan meningkatkan sensitivitas insulin. Jika terdapat riwayat keluarga dengan penyakit diabetes, konsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut juga disarankan.
Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai penyakit diabetes di kalangan remaja, diharapkan angka kejadian penyakit ini dapat ditekan dan generasi muda dapat tumbuh sehat dan produktif. Jangan anggap remeh, penyakit diabetes bisa menyerang siapa saja, termasuk remaja.