Fenomena wanita lebih rentan osteoporosis bukanlah mitos belaka, melainkan fakta medis yang didukung oleh berbagai penelitian. Osteoporosis, atau kondisi tulang keropos, memang memiliki prevalensi yang lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria, terutama setelah memasuki usia tertentu. Memahami mengapa wanita lebih rentan osteoporosis menjadi kunci penting dalam upaya pencegahan dan penanganan dini.
Penyebab utama mengapa wanita lebih rentan osteoporosis terletak pada perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh wanita, khususnya selama masa menopause. Hormon estrogen berperan krusial dalam menjaga kepadatan tulang dengan membantu proses pembentukan tulang baru dan memperlambat pengeroposan tulang lama. Ketika wanita mencapai menopause, produksi estrogen menurun drastis. Penurunan kadar estrogen ini menyebabkan percepatan hilangnya massa tulang, menjadikan tulang lebih rapuh dalam waktu yang relatif singkat. Sementara pria juga mengalami penurunan hormon seiring bertambahnya usia, penurunan testosteron tidaklah secepat dan sedrastis penurunan estrogen pada wanita.
Selain faktor hormonal, ada beberapa alasan lain yang turut berkontribusi pada kerentanan wanita terhadap osteoporosis:
- Ukuran Tulang yang Lebih Kecil: Umumnya, wanita memiliki tulang yang lebih kecil dan tipis dibandingkan pria, yang berarti mereka memiliki massa tulang awal yang lebih rendah. Ini membuat mereka lebih cepat mencapai ambang batas osteoporosis ketika pengeroposan tulang dimulai.
- Umur Harapan Hidup Lebih Panjang: Wanita memiliki umur harapan hidup rata-rata yang lebih panjang dibandingkan pria. Semakin lama hidup, semakin besar pula risiko akumulasi pengeroposan tulang.
- Kehamilan dan Menyusui: Meskipun jarang menjadi penyebab utama, kehamilan dan menyusui dapat memengaruhi kadar kalsium dalam tubuh jika asupan nutrisi tidak mencukupi, meskipun tubuh biasanya akan pulih setelahnya.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Januari 2025, rata-rata usia harapan hidup wanita di Indonesia mencapai 73,5 tahun, lebih tinggi dibandingkan pria. Ini berkorelasi dengan peningkatan risiko penyakit degeneratif seperti osteoporosis. Sebuah laporan dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) pada Februari 2025 bahkan menyebutkan bahwa sekitar 1 dari 3 wanita di atas usia 50 tahun di Indonesia berisiko terkena osteoporosis. Oleh karena itu, bagi wanita, penting sekali untuk mulai menjaga kesehatan tulang sejak muda dengan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, serta rutin berolahraga. Melakukan pemeriksaan kepadatan tulang secara berkala, terutama setelah memasuki masa pre-menopause atau menopause, juga sangat disarankan untuk deteksi dini.